Selasa, 02 Mei 2017

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN TENTANG FAKTOR-X

FAKTOR X

Disusun oleh:
1.     Andry Ferdinand Dito (47215555)
2.     Lestari Noni Cecilia S  (43215813)
3.     Shella Ryana Ananda  (46215531)
Kelas: 2DA02
Mata Kuliah : Kewirausahaan




JURUSAN AKUNTANSI KOMPUTER
PROGRAM DIPLOMA TIGA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Setiap orang di dunia ini pasti memiliki perbedaan.Masing-masing memiliki potensi dan bakat yang berlainan dan mungkin bersifat unik.Terdapat beberapa orang yang dengan baik mampu mengenali dan mengembangkan potensi atau bakat yang dimilikinya. Namun tidak sedikit juga orang yang bahkan belum menyadari akan potensi dan bakat yang dimilikinya.Sama hal nya dengan bakat dan potensi, faktor “X” melekat pada diri manusia.Masing-masing manusia memiliki faktor “X” yang berbeda dalam faktor ukuran.Terkadang ada manusiaatau orang yang memiliki faktor “X” yang kecil, terkadang ada pula manusia atau orang yangmemiliki faktor “X” yang cukup besar. Besar kecilnya ukuran faktor “X” ini ditentukan olehseberapa jauh seseorang menggali dan mengembangkan faktor “X” tersebut. Dalam Wirausaha, faktor “X” yang melekat pada diri manusia ini memiliki pengaruhterhadap suatu usaha. Namun, tanpa penggalian dan pencarian akan faktor “X” itu sendiri, semuasia-sia. Faktor “X” dapat dikatakan berpengaruh pada usaha apabila seseorang yang memilikinyatelah menemukan kunci atau pintunya.
 Faktor X merupakan faktor yang melekat pada diri semua orang, tak berwujud benda namundapat dirasakan. Pada diri seorang entrepreneur faktor X sangat mempengaruhi geraknyadalam menjalankan usaha. Awalnya faktor X tidak ada atau sangat kecil sekali, namun apabilakita tekun maka faktor tersebut akan muncul dan tumbuh karena ia hidup. Karena ia hidup, ia pun dapat mati.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apa saja potensi untuk menemukan “pintu”-nya atau faktor X ?
1.2.2. Apa  itu “X” kecil dan “X” besar ?
1.2.3. Mengapa diperlukan faktor X dalam berwirausaha ?
1.2.4.  Bagaimana cara mengidentifikasikan Faktor “X” ?

1.3 TUJUAN
1.3.1. Mengetahui potensi untuk menemukan “pintu”-nya atau faktor X
1.3.2. Mengetahui perbedaan antara “X” kecil dan “X” besar.
1.3.3. Mengetahui
mengapa diperlukan faktor X dalam berwirausaha.
1.3.4. Mengetahui cara mengidentifikasikan Faktor “X”


                                                       BAB II
PEMBAHASAN
A.    Potensi untuk menemukan “pintu”-nya atau faktor (X)
Bagaimana kita menjelaskan seorang gadis desa, anak seorang petani selepas sekolah bekerja sebagai pelayan restoran disebuah hotel dibali dapat menjadi seorang wirausahawan yang terhormat diluar negeri? bagi kebanyakan orang hal itu dianggap sebuah keniscayaan. Namun kalau itu dijalani dengan tekun, maka akhirnya menusia menemukan juga “pintu keluarnya” atau sering disebut faktor “X”  yang seakan – akan datang begitu saja dari langit.
Malcom Gladwell (2008) yang meneliti tentang kesuksesan manusia menemukan karya – karya besar yang dilakukan manusia ternyata tidak ditentukan oleh tingginya skor IO yang dimiliki manusia, latar keluarga, tanggal lahir, darah biru atau bukan, melainkan dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berbagai labirin kesulitan.Dia menyebut dedikasi itu sebagai suatu kecerdasan praktis.
Didunia ini ada orang yang bodoh dan ada orang yang pintar.Namun, sesungguhnya ada juga orang yang makin pintar dan makin bodoh ( Rhenald Kasali).
John C. Maxwel dalam bukunya yang berjudul talent is never enough (2007) mengatakan bahwa talenta atau bakat hanyalah sebuah kesempatan, tetapi untuk menjadi “sesuatu”, bakat itu harus diasah agar ia mengeluarkan aura cahayanya dan meneumukan pintunya/faktor (X).
B.     Memancing Keberuntungan
Hoki atau keberuntungan tak akan datang tiba-tiba. Seperti yang banyak dipelajari dari praktek-praktek penerapan ilmu keberuntungan China (fengshui), keberuntungan harus dipancing agar ia mau datang. Misalnya kasus Dewi Fransesca
Demikianlah dalam kehidupan spiritual kita, Allah yang maha pengasih pun mendengarkan doa manusia yang tulus, yang terus mengetuk-ngetuk pintunya dan menunjukkan keseriusan dalam berusaha.
Dan keberuntungan hanya datang pada orang-orang yang siap, yang sejak awal cocok menerimanya. Itulah yang disebut ”pintu” oleh Maxwell atau kecerdasan praktis oleh Gladwell, atau dedikasi suci.
C.           Bakat ”menemukan” pintunya
Setiap orang pasti memiliki bakat, diantaranya ada bakat memimpin orang, membuat lagu indah, menulis puisi, memijat, meyembuhkan orang, berpidato, memasak, melucu, menyanyi, memberi semangat, berolahraga, dan sebagainya.
Semua orang belum tentu mengenali bakatnya masing – masing, walaupun tampak banyak orang yang tidak menyadari atau mengakui bakatnya. Bakat – bakat itu ada yang tersempul keluar seperti buah yang menggantung dipohon. Namun, sebagian bakat tersimpan jauh dilubuk hati sepeti bongkahan emas yang terkubur diperut bumi, kecuali manusia menggalinya, maka ia akan ditemukan.
Demikian pulalah dengan faktor (X) itu.Ia melekat pada diri anda masing – masing dan baru menjadi faktor “X” kalau ia berhasil menemukan pintunya. Celakanya, didunia ini ada ribuan atau bahkan jutaan pintu yang pasangannya berbeda. Maka, temukan dan ketuklah pintu – pintu itu.
Sikap anda terhadap “pintu” itu akan tercermin pada apa yang anda dapatkan. Sikap itu adalah sebuah pilihan, pilihannya bermacam – macam yaitu :


1.      Ada yang mendiamkan saja
Dia adalah orang yang percaya diri dengan “bakat” –nya dan membiarkan “pintu” menemukan dirinya. Kalau dia beruntung, bisa saja dia berhasil. Namun, faktanya, sedikit sekali orang yang berhasil menggunakan cara ini.
2.      Mengirim sinyal positif
Orang kedua ini sepertinya diam dan menunggu pintu mendatanginya, tetapi sesungguhnya ia tidak diam. Dia mengirimkan signal agar “pintu” itu bergerak dan menghampirinya. Dengan kata lain, di mengetuk “pitu” itu dengan bahasa tubuhnya. Apakah itu penampilannya yang menarik, suaranya yang khas, dan sebagainya.
3.      Mencari pintu, mengetuk pintu
Orang ketiga ini adalah orang yang kurang beruntung. Mereka sadar bahwa  “pintu” itu tidak akan terbuka, kecuali mereka mendatangi dan mengetuknya, maka mereka mendatangi sebuah pintu. Pintu itu mungkin Cuma dibuka separuh oleh pemilik atau penghuninya. Ia tidak welcome.Anda harus pergi mencari pintu lainnya, terus mencari dan mengetuk.Namun, begitu berada didlam pintu itu, lagi – lagi sikap mereka berbeda – beda :
·    Ada yang sudah merasa nyaman dengan berada diruag tunggu yang membukakan pintu itu. Dia tidak mengerti bahwa dia hanya welcome diruang itu saja.Ruang itu terlalu kecil, tatapi ia sudah merasa betah.
·    Ada yang segera menyadari bahwa ruang itu sekedar ruang tunggu saja.Kalau pintu utama tidak dibukakan, dia segera keluar mencari pintu lainnya yang lebih welcome dan didalamnya tersimpan pintu – pintu lain yang boleh dia ketuk dan masuk kedalamnya.
Demikianlah, hidup adalah sebuah pilihan.Ada demikian banyak pilihan yang tersedia.Masalahnya, apakah kita mau mendatangi pilihan – pilihan itu, mengetuknya, dan mengambil pilihan yang terbaik.
Dalam berwirausaha, seorang pemuda dapat diibatkan sebagai seorang yang sedang mencari pintu.Sukses yag dicapainya adalah sebuah keberhasilan menemukan pintu yang sesuai dengan minat dan masa depannya.Dia melawan rasa nyaman sampai benar – benar mendapatkan jawaban yang setimpal.
D.           “X” kecil dan “X” besar
Dengan demikian faktor (X) tidak lain adalah sesuatu yang harus kita cari dan miliki.Ia akan menemani siapa saja yang ingin berubah, menjadi lebih baik.Orang yang tidak ingin berubah juga memiliki faktor “X” tetapi itu hanyalah “X” kecil yang berarti sebuah kenyamanan.Dia sudah nyaman dengan kondisi sekarang dan tentu saja hidupnya tidak akan mengalami kemajuan.
Untuk mengalami kemajuan, seseorang harus berani berselancar pada gelombang ketidaknyamanan.Entrepreneur adalah orang yang merasa hidupnya kurang nyaman, terancam, miskin kurang bermakna.Maka dari itu, dia berjuang mengejar kenyamanan baru.Dia bergerak, berjalan, berpikir, mengetuk pintu, mengambil resiko, mencari produk, membuat, membangun usaha, mendatangi pelanggan, dan seterusnya.Kalau dia diam atau menikmati warisan orang tua, ia sudah bisa hidup nyaman.Namun, ia ingin masa depannya lebih baik.Daripada hidup susah nanti, lebih baik sulit sekarang.Dia tidak memilih hidup nyaman dengan “X” kecil warisan, melainkan membentuk “X” besar.
E.       Identifikasikan Faktor “X”
“X” besar ada ditangan orang dewasa, yaitu orang – orang yang sudah memiliki kepercayaan pasar.Sedangkan “X” kecil ada pada diri kita masing – masing.Bentuk “X” pun macam – macam.Ia didapat berasal dari diri anda sendiri, orang lain, lembaga lain, dan sebagainya.
“X” yang berasal dari diri anda sendiri itu adalah bakat (talenta), kerja keras, kejujuran, kecerdasan, keterampilan, penampilan fisik anda, kualitas suara, dan pendidikan.Orang – orang yamg memiliki potensi dari dalam dirinya tidak boleh mengeluh karena semua potensi itu adalah modal yang jauh lebih bernilai dari sekadar modal uang, dengan ketekunan, “X” kecil itu dapat ditumbuhkan menjadi “X” besar.
Namun, “X” kecil itu bisa saja tak menjadi besar kalau ia tidak menemukan pintunya.Sebaliknya, orang – orang yang tak memiliki potensi berasal dirinya dapat menunggang “kuda” yang berasal dari orang lain atau lembaga lain.
Syarat untuk menjadi kuda adalah “kepercayaan” dan “penerimaan” pasar.mereka adalah orang – orang terpecaya yang sudah memiliki “X” dari pengalaman, keahlian, dan kepercayaan yang mereka bangun
F.            Tidak dapat dirampas
Karena melekat pada diri anda sendiri, maka ia harus dipelihara.Banyak orang berusaha merampas “X” itu dengan merampas “kuda – kuda tunggangan”yang dimiliki seseorang.Padahal “X” itu merupakan kombinasi dari berbagai hal yang melekat pada seseorang.
Pada dasarnya, sebuah usaha bukanlah semata – mata bisa membuat atau menghasilkan sesuatu lebih baik.Sebuah usaha baru berhasil bila anda berhasil mendatangkan pelanggan.Jadi, faktor “X” itu bukan berada ditangan orang lain, melainkan pada usaha anda sendiri.
G.      Karakteristik faktor “X”, yaitu:
1.      Merupakan penentu keberhasilan,
2.      Merekat pada diri manusia,
3.      Tidak diperoleh dalam waktu sekejap,
4.      Namun, ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi “X” besar,
5.      Dapat berasal dari diri sendiri, tetapi juga dapat berasal dari luar diri,
6.      Sekali tumbuh, ia dapat dipakai untuk usaha lainnya.

H.           Bagaimana menemukan dan menggali Faktor X?
Cara menemukan dan menggali faktor “X” yang dimiliki, ada bermacam-macam.Namun menurut kelompok kami, yang terpenting dalam menemukan dan menggali faktor “X” itu sendiri adalah rasa tidak cepat puas.Rasa tidak cepat puas disertai dengan keingintahuan yang besar membuat kita berusaha untuk mencari yang lebih lagi. Dengan demikian, kita dapat menemukan faktor “X” yang kita miliki. Orang dengan keingintahuan yang besar dan sikap yang tidak cepat puas ini akan mendorong dirinya untuk menemukan hal-hal baru dan bahkan memecahkan tantangan baru dan semakin mengembangkan faktor “X” yang dimiliki. Terdapat beberapa tips untuk menemukan dan menggali faktor X tersebut, yaitu :
Kenalilah diri Anda sendiri dan mulailah menimbulkan “X”pada diri Anda.
Carilah pintu yang mampu membuat “X” Anda tumbuh.Datangi dan ketuklah masing-masing pintu itu.
Pintu yang bagus adalah pintu yang di dalamnya terdapatruang besar bagi Anda untuk berkembang dan di dalamnyaterdapat pintu-pintu lain yang dapat Anda buka.
Waspadailah hidup yang nyaman, karena hidup yangdemikian dapat membuat hidupmu sulit. Berselancarlah padagelombang-gelombang ketidaknyamanan dengan beranimenembus hal-hal baru yang sulit karena Anda akanmendapatkan pembejaran-pembelajaran baru.
Pintu yang tepat adalah pintu yang membuat Anda merasamampu untuk tumbuh dan memberi ruang untuk berkembang.

I.         Macam- Macan Faktor X
a.         Introvert adalah orang yang berorientasi  ke ‘dalam’ diri mereka sendiri (inward thinking). Mereka tertarik pada dunia ide, pemikiran, dan konsep sehingga orang-orang  introvert sangat menyukai suasana tenang untuk menyendiri untuk berpikir ataupun beraktivitas.  Sumber energi mental mereka berasal dari proses ‘menyendiri’ ini sehingga bagi orang yang tidak mengerti, orang introvert terkadang disalah artikan sebagai pribadi yang anti sosial dan tertutup. Ketika orang introvert bersosialisasi dengan banyak orang, maka ‘stock’ energi mental  mereka perlahan-lahan akan berkurang dan ketika itu terjadi, maka mereka akan ‘mengisi ulang’ dirinya dengan menyendiri.  Banyak pemikir, seniman atau orang—orang hebat yang merupakan orang introvert. Nama-nama seperti Albert Einstein, Abraham Lincoln, Steven Spielberg, sampai businessman sekelas Bill Gates adalah contoh notable orang-orang introvert yang sukses dalam pekerjaan mereka.
Introvert Perspective


Feeling Introvert (Fi)

Fi adalah singkatan dari Feeling introvert. Jika huruf berdiri sendiri merupakan identitas sebagai Mesin-Kecerdasan. Menurut konsep STIFIn ragam Mesin-Kecerdasan hanya ada lima, dan F adalah salah satu diantara 5 Mesin-Kecerdasan tersebut. Identitas Mesin-Kecerdasan berubah menjadi kepribadian ketika Mesin-Kecerdasan digandengkan dengan jenid kemudi di belakangnya. Jenis kemudi kecerdasan hanya ada dua, yaitu i (introvert) dan e (extrovert). Dengan demikian Fi sudah menjadi identitas kepribadian. F ditulis dengan huruf besar karena pengaruhnya sebagai Mesin-Kecerdasan lebih besar dari i yang ditulis dengan huruf kecil yang berperan hanya sebagai kemudi kecerdasan.


Ciri Kepribadian Feeling Introvert (Fi)
Kepribadian jenis ini adalah kepribadian libido.  Hasrat dan nafsunya selalu bergelora.  Meskipun libidonya tinggi, namun di sebalik itu mereka ingin dimanja dan diperhatikan. Kepribadiannya halus dan lembut namun begitu diusik meraka akan menyengat seperti lebah. Kemampuan organisatorisnya hebat  seperti seorang pemimpin yang berkharisma.  Namun kebiasaaan buruknya adalah begitu sensitif dan mudah tersinggung yang membawa kepada dendam. Mereka seorang pemberi  dan penolong, namun di balik pemberiannya mereka menaruh sikap curiga dan berhitung nilai balas budi orang lain. Mereka jenis komunikator yang hebat dan pandai menyampaikan rencananya mempengaruhi orang lain.
Bahkan tergolong memiliki banyak rencana, lucunya mereka seringkali lupa dengan rencana-rencananya karena saking banyaknya. Atau lebih disebabkan karena ingatan jangka panjangnya lemah, ditambah komitmen terhadap rencananya longgar.  ‘Hangat-hangat tahi ayam’. Kehebatannya adalah kemampuannya berempati sehingga mereka seolah-olah bisa masuk lebih dalam pada diri orang lain. Sehingga mereka sangat mahir dalam menakar orang, melihat niat baik-buruknya orang lain.
Kemampuan menakar orang ini seringkali terganggu oleh sifatnya yang mencerna semua informasi yang masuk tanpa olah fikiran terlebih dahulu dan mudah percaya orang. Akibatnya sering rugi besar di saat-saat kritis yang sepatutnya beruntung jika mereka hati-hati. Mereka dadanya lebar sebagai pertanda jenis pengayom  yang hebat walaupun mereka paling tidak senang digurui. Obsesi mereka tinggi dan akan bisa dicapainya jika mereka tidak malas beraksi. Malas beraksi inilah justru yang menjadi kendalanya dalam banyak hal. Sehingga orang menyebut mereka lamban.

b.      Ekstrovert adalah orang-orang yang kepribadiannya sangat bertolak belakang dengan orang introvert karena mereka adalah orang-orang yang berorientasi ke ‘luar’ diri mereka (outward thinking).Ciri dari orang ekstrovert adalah outgoing, pandai bersosialisasi, dan senang mengobrol.  Jika orang introvert mengisi energinya dengan menyendiri, maka orang ekstrovert justru mendapatkan energi mentalnya dengan bersosialisasi dan bertemu orang banyak. Ketika mereka sendiri, mereka akan merasa tidak tenang karena itu akan ‘menghabiskan’ energi mereka. contoh orang ekstrovert yang terkenal adalah Soekarno, Guy Kawasaki, dan Larry King

Extrovert Perspective
c.       AMBIVERT
Ambievert merupakan kepribadian gabungan antara introvert dan ekstrovert. Kelebihan dari tipe ini, mereka nyaman berada di tengah keramaian dan berbagai aktivitas sosial, tetapi juga rileks dengan kesendirian. Kekurangan dari kepribadian ambievert adalah mereka cenderung moody, karena sifat yang berubah-ubah.
J.       Hubungan Introvert dan Ekstrovert

v  Pada dasarnya, orang introvert juga suka bersosialisasi, namun mereka sudah merasa nyaman jika memiliki  1 atau 2 orang teman dekat karena bagi mereka yang terpenting bukanlah kuantitas teman yang  mereka miliki tetapi lebih kepada kualitas atau ‘kedalaman’ hubungan yang mereka bangun. Beda halnya dengan orang ekstrovert, mereka sangat senang bertemu dengan orang-orang baru dan membuat teman sebanyak mungkin karena justru hal inilah yang membuat mereka nyaman.

v  Dalam dunia kerja, orang introvert lebih cenderung bekerja secara sendiri atau dalam kelompok kecil yang tenang karena bagi mereka cara kerja seperti itu terasa kondusif. Adapun orang ekstrovert, mereka senang bekerja di posisi dimana mereka bisa berinteraksi dengan banyak orang. Tempatkan mereka di lingkungan sepi dan mereka akan merasa pekerjaan itu sangat tidak menyenangkan.
v  Lalu yang manakah yang lebih bagus, menjadi orang introvert atau ekstorvert ? sebenarnya pertanyaan ini sendiri tidak patut ditanyakan karena esensinya akan sama apabila kita mempertanyakan yang manakah  lebih bagus antara pria atau wanita. Keduanya berbeda tapi saling melengkapi. Sayangnya di dunia dimana publisitas dan narsisme di agung-agungkan seringkali orang ekstrovert cenderung mendapat apresiasi lebih dibandingkan orang introvert karena orang introvert biasanya lebih unggul dalam bersosialiasi sehingga mudah kelihatan ‘menonjol’ di mata orang lain

v  Pada dasarnya tidak ada orang yang 100% ekstrovert ataupun 100% introvert. Kita semua merupakan campuran dari unsur ini, hanya saja ada satu unsur yang mendominasi kepribadian kita yang memang sudah terbentuk dari ‘sananya’.   Pada sisi lain, ada juga orang yang bertipe Ambivert, yaitu orang yang memiliki kepribadian introvert dan ekstrovert yang seimbang atau 50-50, namun jumlah orang seperti ini sangat sedikit.


v  Pada akhirnya kita tidak perlu mempermasalahkan apakah kita introvert atau ekstrovert, tapi yang lebih penting adalah bagaimana mengembangkan potensi berdasarkan pengetahuan akan jenis kepribadian kita, karena setiap kepribadian tentu memiliki kelebihan dan juga kekurangan.contoh sederhananya, Orang introvert harus belajar  lebih membuka diri terhadap pergaulan baru dan dunia sosial. Sedangkan orang ekstrovert harus belajar menikmati waktu-waktu sendiri mereka.

K.           PERBEDAAN INTOVERT dan EXTROVERT
·         Ekstrovert dan Introvert adalah dua tipe karakter manusia. Jika ekstrovert terkesan lebih supel maka introvert terkesan lebih menutup diri. Selama ini kita sering terjebak dogma bahwa ekstrovert lebih baik dari pada introvert. Padahal kedua karakter ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Apa itu?
·         Beberapa bulan lalu saya menemukan sebuah teori yang menyebutkan bahwa ekstrovert dan introvert lebih merupakan sumber energi bagi manusia. Pribadi ekstrovert senang berada di tengah keramaian. Energinya terkumpul ketika berbicara dan berinteraksi dengan banyak orang. Ketika sedang berada di keramaian seorang ekstrovert seolah-olah juga sedang mengisi tenaganya (charging). Oleh karena itu jika seorang ekstrovert sedang stress maka dia akan cenderung memilih untuk berinteraksi dengan banyak temannya, entah itu pergi ke mall, nonton, atau sekedar jalan-jalan. Seorang ekstrovert tidak nyaman dengan suasana sepi. Suasana sepi bagi seorang ekstrovert malah akan membuatnya makin tertekan.
·         Introvert sebaliknya, bagi mereka keramaian membuat tenaga mereka cepat hilang. Oleh karena itu biasanya mereka hanya sekali-kali berinteraksi, kemudian diam. Ketika sedang stress, introvert lebih senang menyendiri atau hanya mau berbagi kepada satu atau dua orang yang mereka percaya. Bagi introvert suasana sepi adalah suasana yang nyaman dimana mereka bisa mengisi energi mereka. Selain itu, biasanya para introvert hanya berbicara seperlunya dan hanya berbicara mengenai apa yang memang ingin mereka bicarakan. Pada kadar yang tinggi orang introvert jika ditanya akan diam terlebih dahulu memikirkan apa yang akan mereka ucapkan, setelah itu baru mereka berbicara.
·         Sekedar informasi tambahan Menurut Carl Gustav Jung, orang-orang introvert adalah mereka yang terampil dalam melakukan perjalanan ke dunia dalam, yaitu diri mereka sendiri. Mereka selalu mencoba memahami diri mereka sendiri dengan melakukan banyak perenungan dan berkontemplasi. Pada akhirnya mereka menjadi orang yang memahami dirinya, berpendirian keras, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, dan mengetahui apa yang menjadi tujuan dalam hidupnya.

L.       Hubungan Ekstrovert, Introvert, and Relationship
Dalam hal hubungan pria dan wanita, seorang ekstrovert memiliki keuntungan tersendiri. Berkenalan dengan lawan jenis (approach) atau meminta no HP bukan perkara yang sulit bagi mereka. Namun dalam hal dating biasanya mereka memiliki kesulitan. Tipe ekstrovert biasanya lebih sulit untuk membina suatu hubungan personal yang lebih dalam dengan seseorang.

Introvert cenderung lebih sulit melakukan approach, tetapi dalam hal dating mereka lebih unggul karena mereka biasanya bisa membuat suatu hubungan personal yang lebih dalam. Di sinilah keunggulan seorang introvert. Ketika berinteraksi dengan seorang introvert arah pembicaraan akan lebih dalam, berbeda dengan ekstrovert yang lebih general.

Mengapa demikian?
Seorang introvert seringkali disibukkan dengan dirinya sendiri dan kurang peka terhadap lingkungannya. Pada akhirnya lingkungannya juga tidak dapat menerima seorang introvert dengan baik. Mereka tahu apa yg mereka mau namun sulit untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain. Hal ini membuat orang introvert seringkali dicap sebagai orang aneh. Untuk mengerti pemikiran seorang introvert maka anda harus meluangkan waktu lebih banyak untuk berkomunikasi dengannya. Inilah mengapa ketika kita berbicara dengan seorang introvert maka kita akan diajak menuju pembicaraan yang lebih dalam.

Di lain pihak mereka yg ekstrovert terampil dalam melakukan perjalanan ke dunia luar. Mereka dengan leluasa dapat berinteraksi dengan banyak orang. Membuat orang lain terkagum-kagum dan menyukainya. Namun semua itu dilakukan dengan mengorbankan dirinya sendiri. Mereka sering terpaksa mengorbankan kepribadiannya sendiri agar dapat diterima oleh orang banyak. Pembicaraan seorang ekstovert juga biasanya general, artinya bersifat umum.
Dalam hal relationship, seorang (I) akan cenderung lebih cocok dengan orang (E). Sebaliknya, orang (E) akan lebih cocok dengan orang (I). Sekali lagi ini hanya kecendrungan. Tidak selamanya seperti itu. Disamping itu masih banyak faktor-faktor lain.
M.     Bisakah  introvert berubah menjadi ekstrovert atau sebaliknya?
Jawabannya adalah bisa karena karakter tidak bersifat permanen namun dinamis, artinya dapat berubah sewaktu-waktu. Karakter kita dibentuk bukan oleh kita sendiri tapi oleh beberapa faktor seperti lingkungan, mood, teman, situasi sosial dll. Ketika sedang berada di keramaian seperti aktivitas organisasi atau reuni SMA kita sebaiknya menjadi seorang ekstrovert dengan segala kepintaran berinteraksinya. Ketika kita ingin mempunyai hubungan yang lebih dalam dengan seseorang maka jadilah introvert, hal ini dapat membuat orang menjadi lebih dekat dengan anda.

Namun untuk melakukannya tidak dapat sekaligus membutuhkan proses dan harus perlan-lahan. Dengan menyadari hal di atas adalah merupakan modal yang baik. Jika merasa sebagai seorang introvert cobalah untuk melakukan interaksi dengan banyak orang. Jika merasa sebagai ekstrovert maka cobalah untuk berinteraksi lebih dalam, one-on-one atau eye-to-eye dengan orang lain. Coba tahan nafsu anda untuk berbicara dan lebih banyak menjadi seorang pendengar. Pada awalnya hal ini akan terasa berat, tetapi lama kelamaan kita akan terbiasa untuk menyesuaikan karakter kita dengan lingkungan yang dibutuhkan. Sekali lagi ini bukan merupakan hal yang mudah. Saya sendiri masih belajar dan pada beberapa waktu khusus sering mengalami kesulitan melakukannya.
Kadar introvert dan ekstrovert masing-masing orang juga berbeda-beda. Ada yang tinggi ada yang rendah. Misalnya A dan B bisa saja sama-sama seorang introvert. Namun si A memiliki kadar introvert 55% sedangkan si B 70%. Semakin tinggi persentasenya maka sifat khas dari masing-masing tipe kepribadian itu akan semakin muncul dominan. Kadar tersebut bisa berubah seiring waktu.



N.       Apa Penyebab Seseorang Menjadi Introvert dan Ekstrovert?
Menurut penelitian yang dirilis pada jurnal Frontiers in Human Neuroscience, menemukan bahwa cara pemrosesan informasi di otak yang berbeda pada kepribadian introvert dan ekstrovert. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh Michael Cohen, seorang peneliti dari University of Amsterdam yang menyebutkan adanya keterkaitan antara fungsi dopamin dan respon terhadap hal baru. Dopamin merupakan zat kimia di otak yang mengatur respon terhadap suatu rangsangan.
Para peneliti melakukan pengujian terhadap kelompok ekstrovert dan introvert dengan permainan judi. Saat memenangkan permainan, mereka memindai aktivitas otak melalui proses scan otak. Dari proses tersebut, kelompok ekstrovert menunjukkan respon lebih kuat di area otak amigdala dan nucleus accumbens dibandingkan dengan kelompok introvert. Amigdala berfungsi untuk memproses rangsangan emosional, sedangkan nucleus accumbens berhubungan dengan produksi hormone dopamin.
Tips praktis MENEMUKAN FAKTOR X
*      Kenalilah diri anda sendiri dan mulailah menimbulkan “X” pada diri anda.
*      Carilah pintu yang membuat “X” anda tumbuh.Datangilah dan ketuklah masing – masing pintu itu.
*      Pintu yang bagus adalah pintu yang yangdidalamnya terdapat ruang besar bagi anda untuk berkembang dan didalamnya terdapat pintu – pintu lain yang dapat anda buka.
*      Waspadailah hidup yang nyaman karena hidup yang demikian dapat membuat hidupmu sulit.
*      Pintu yang tepat adalah pintu yang membuat anda merasa mampu untuk tumbuh dan memberi ruang untuk berkembang.


BAB III
PENUTUP
A.           KESIMPULAN

1.    Faktor x diartikan sebagai faktor penunjang kesuksesan,tapi secara harafiah faktor x itu jarang dimiliki setiap orang (atau seseorang belum menemukan faktor x dalam dirinya). Setiap orang pasti memiliki faktor x dalam dirinya,namun seseorang hanya belum menemukan faktor x itu,sehingga belum menyadari kalau dirinya memiliki talenta hebat yang siap ditampilkan di dunia wirausaha.
2.    Dalam Faktor X ada juga istilah Potensi untuk menemukan “pintu”-nya atau faktor (X), Bakat ”menemukan” pintunya, “X” kecil dan “X” besar, Identifikasikan Faktor “X”, Tidak dapat dirampas dan memancing keberuntungan.
3.    Selain ke enam istilah diatas faktor x juga mempunyai karekterisitik dan macam-macam faktor x yang meliputi introvert , ekstrovert dan ambivert.   


REFRENSI:

2.      http://masnuntheangel.blogspot.co.id/2013/06/faktor-x.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar