Minggu, 17 Januari 2016

TUGAS SOFTSKILL KE-4 tentang manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya

1. Mendeskripsikan diri saya sebagai makhluk sosial yang berbudaya
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk social atau makhluk yang bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal dan pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk social, manusia selalu hidup bersama dengan manusia dengan manusia lainnya. Tanpa bantuan manusia lainnya manusia tidak dapat mungkin bisa hidup.
Lalu manusia sebagai makhluk yang berbudaya adalah makhluk yang senantiasa yang menggunakan akal budinya untuk menciptakan sesuatu yang dilanjutkan hingga ke generasi-generasi berikutnya sehingga menciptakan sesuatu yang menjadi ciri khas.
Termasuk juga saya. Saya juga merupakan social yang berbudaya. Alasannya karena saya tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Ada kalanya saya pasti membutuhkan orang lain. Seperti contohnya ketika saya sakit, saya membutuhkan dokter untuk menyembuhkan saya karena saya tidak bisa menyembuhkan penyakit saya sendiri. Lalu saya juga membutuhkan guru untuk mengajar saya agar saya menjadi pintar dan berilmu.  Lalu saya juga termasuk manusia yang berbudaya karena saya  masih hidup dan tumbuh dengan budaya turunan dari masing-masing daerah orang tua saya. Seperti ayah saya yang berasal dari sunda ia mengajarkan saya untuk bersikap halus dan sopan kepada semua orang. Dan itu masih saya terapkan kepada diri saya sampai pada hari ini.  

2. Hubungan sosial budaya di lingkungan saya dan terkait dengan ekonomi lingkungan juga
Saya mengambil contoh ketika saya masih tinggal di Palembang.. Hubungan social masyarakat Palembang masih tergolong baik dan budaya yang hidup di masyarakat Palembang pun masih kuat. Orang-orang di Palembang masih sangat menghargai yang namanya kebersamaan dan gotong royong. Apalagi di daerah perkampungannya. Hal itu masih terasa sangat kuat sekali. Contohnya jika ada tetangga yang hajatan pasti tetangga yang lain akan membantu. Lebih sangat terasa lagi ketika lebaran. Istilah “sanjo-sanjoan” lekat sekali dengan masyarakat Palembang. Untuk hal berbudaya juga masih sangat kuat sekali. Budaya melayu sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Palembang. Mulai dari bahasa yang dipakai, logat yang dipakai, makanannya, tarian daerahnya dan lain sebagainya.
Lalu apa hubungannya dengan perekonomian masyarakat Palembang?  Budaya masyarakat Palembang yang juga sebagai nelayan membuat perekonomian Palembang terbantu dari segi kuliner. Karena sebagian besar masyarakatnya berjualan pempek yang berbahan dasar ikan. Maka dari itupempek sebagai makanan khas dari Palembang dan tentu itu sangat membantu perekonomian masyarakat Palembang.

3. Jika saya tinggal di pedesaan dengan mayoritas warga sebagai petani, yang saya lakukan adalah...

Jika saya tinggal di pedesaan dengan mayoritas warganya bekerja sebagai petani maka saya akan membantu memajukan perekonomian mereka dengan cara memaksimalkan hasil pertanian mereka dengan cara penanaman dengan cara yang lebih efektif agar mendapatkan hasil panen yang lebih melimpah dan lebih bagus juga hasil pertaniannya. Selain itu masyarakat desanya juga diberikan kursus keterampilan dalam mengolah hasil pertanian menjadi beraneka macam makanan dan membuat ciri khas dari desa tersebut agar pendapatan mereka bertambah dan membuat pendapatan mereka lebih maksimal.