PENGAMBILAN RESIKO
Disusun oleh:
1.
Andry Ferdinand
Dito
(47215555)
2.
Lestari Noni
Cecilia S (43215813)
3.
Shella Ryana
Ananda (46215531)
Kelas: 2DA02
Mata Kuliah : Kewirausahaan
JURUSAN AKUNTANSI KOMPUTER
PROGRAM DIPLOMA TIGA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Resiko merupakan informasi, kejadian, kerugian atau
pekerjaan yang terjadi sebagai akibat dari keputusan yang di ambil dalam
kehidupan sehari-hari. Resiko
dapat besifat pasti maupun tidak pasti yang bisa di kalkulasi secara
kuantitatif. Kunci untuk mengetahui seberapa besar resiko yang akan Anda hadapi
adalah seberepa anda mandapatkan informasi. Semakin sempurna Anda mengetahui
seberepa besar resikonya.
Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu
hambatan untuk meraih kesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan.
Wirausaha adalah orang yang lebih menyuka ihal-hal yang menantang untuk lebih
mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Pengambilan resiko menurut perspektif
wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah. Karena seorang wirausaha selalu ingin berhasil mereka menjauhi
resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah karena bagi mereka
tidak ada tantangan. Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu
memperhitungkan matang-matang keputusan yang akan diambil.
Pengambilan resiko berkaitan erat dengan kepercayaan
diri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula
keyakinan dalam mempengaruhi hasil dan keputusan, serta semakin siap pula
mencoba apa yang menurut orang lain penuh dengan resiko. Yang membedakan
seorang wirausaha dengan yang lainnya adalh kesiapan dalam pengambilan resiko.
Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang aman dan nyaman dengan
tidak mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih resiko yang lebih rendah.
Berbeda dengan wirausaha resiko dijadikan sebagai tantangan untuk mencapai
kesuksesan, bukan suatu hambatan yang menjadikan kita gagal
Secara umum, konsep risiko selalu dikaitkan dengan adanya suatu tingkat ketidakpastian pada masa yang akan datang. Secara spesifik, risiko didefinisikan sebagai adanya konsekuensi, sebagaindampak adanya ketidakpastian, yang memunculkan dampak yang menguntungkan tidak dianggap sebagai risiko. Konsekuensi positif ini dianggap sebagai keuntungan yang diharapkan.
Secara umum, konsep risiko selalu dikaitkan dengan adanya suatu tingkat ketidakpastian pada masa yang akan datang. Secara spesifik, risiko didefinisikan sebagai adanya konsekuensi, sebagaindampak adanya ketidakpastian, yang memunculkan dampak yang menguntungkan tidak dianggap sebagai risiko. Konsekuensi positif ini dianggap sebagai keuntungan yang diharapkan.
Resiko akan
selalu ada dalam kehidupan usaha sehari-hari. Intensitas risiko akan semakin
meningkat manakala kita melakukan kegiatan bisnis. Jika ingin mendapatkan
hasil/keuntungan yang besar, maka risiko yang dihadapi pun besar juga (high
risk, high return). Oleh karenanya, seorang wirausaha tidak dapat dilepaskan
dengan bagaimana seorang wirausaha melakukan pengambilan risiko untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.
Bentuk resiko usaha
dapat berupa kerugian finansial dan pengalaman buruk. Dari resiko usaha ini,
seorang wirausahawan dapat memperbaiki dengan cara belajar lagi dengan cara
yang yang baru, gigih, ulet, dan bekerja keras agar dapat meraih keberhasilan. Adapun
karakteristik resiko yaitu sesuatu ketidakpastian atas terjadinya suatu
peristiwa sehingga menimbulkan kerugian. Resiko selalu terjadi apabila
keputusan yang diambil menggunakan kriteria peluang atau kriteria
ketidakpastian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1.
Apakah yang dimaksud dengan resiko?
1.2.2.
Bagaimana pandangan wirausaha mengenai resiko?
1.2.3. Apakah
pengambilan resiko itu sama pengertiannya bagi setiap orang?
1.2.4.
Bagaimana
resiko dapat dikurangi ?
1.3 TUJUAN
1.3.1. Mengetahui arti resiko
1.3.2. Mengetahui bagaimana pandangan wirausaha
mengenai resiko
1.3.3. Mengetahui apakah pengambilan resiko itu sama
pengertiannya bagi setiap orang
1.3.4 Mengetahui bagaimana cara mengurangi resiko.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengambilan
Resiko
Wirausaha sering dikenal sebagai orang yang mampu
membuka usahanya sendiri dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Menurut KBBI, wirausahawan merupakan orang yang pandai atau berbakat mengenali
produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk
mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkanya.
Seorang wirausaha harus mampu menciptkan sesuatu yang berbeda dan mampu
menangkap peluang yang ada.
Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu
hambatan untuk meraih kesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan.
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai hal-hal yang menantang untuk
lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Pengambilan resiko menurut perspektif
wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah. Karena seorang wirausaha selalu ingin berhasil menjauhi resiko
yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah karena bagi mereka tidak
ada tantangan.
Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu
memperhitungkan matang-matang keputusan yang akan diambil. Pengambilan resiko
berkaitan erat dengan kepercayaan diri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan
diri sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam mempengaruhi hasil dan
keputusan, serta semakin siap pula mencoba apa yang menurut orang lain penuh
dengan resiko.
Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya
adalah kesiapan
dalam pengambilan resiko. Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang
aman dan nyaman dengan tidak mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih
resiko yang lebih rendah. Berbeda dengan wirausaha, resiko
dijadikan sebagai tantangan untuk mencapai kesuksesan, bukan suatu hambatan
yang menjadikan kita gagal.
Anak muda
sering dikatakan selalu menyenangi tantangan. Mereka tidak takut mati. Inilah
salah satu faktor pendorong anak muda menyenangi olah raga yang penuh dengan
resiko dan tantangan, seperti balap motor di jalan raya, balap mobil milik
orang tuanya. Tetapi, contoh-contoh tersebut dalam arti negatif. Olahraga
beresiko yang positif ialah panjat tebing, mendaki gunung, arum jeram karate
atau olah raga bela diri dan sebagainya.
Ciri-ciri
dan watak seperti ini dibawa ke dalam wirausaha yang juga penuh resiko dan
tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan
sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dilakukan dengan penuh perhitungan.
Jika perhitungan sudah matang, membuat pertimbangan dari segala macam segi,
maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung kepada-Nya.
B.
Berani
mengambil resiko
Risiko itu
ada bilamana waktu yang akan datang (future)
tidak diketahui (uknown). Jadi,
dengan perkataan lain resiko itu ada bila ada ketidakpastian (uncertainty). Berhubungan akibat
daripada resiko itu sangat tidak kita kehendaki, maka setiap orang akan
bertindak sebgai risk manager,
bukan karena dipilih tetapi karena terpaksa. Berhubung resiko itu banyak
ragamnya, dalam tahap ini akan dibahas terutama resiko yang dihadapi oleh business firm dan selanjutnya
resiko yang dihadapi oleh keluarga. Beberapa jenis resiko:
1. Objective risk : ialah
resiko yang terjadi secara alami (nature)
yang sama bagi semua orang dan cara mengatasinya pun sama.
2. Subjective
risk : adalah
resiko yang diperkirakan akan terjadi oleh setiap orang sebagai akibat objective risk.
3. Uncertainty : adalah
kesadaran orang akan adanya resiko dalam situasi tertentu, tetapi sulit untuk
memperkirakan mana dari sekian akibat atau hasil yang akan terjadi. Tidak
seperti halnya kemungkinan, ketidakpastian ini tidak dapat diukur dengan alat
apa pun yang dapat diterima.
Reaksi
terhadap resiko; adalah reaksi seseorang atau tindakan seorang dalam situasi
yang tidak pasti. Reaksi ini antara lain disebabkan karena ketidakpastian ini.
Reaksi orang terhadap resiko tidak sama, tergantung pada hal yang berikut:
a. Jenis kelamin
b. Pendidikan
c. Umur
d. Intelegensi
e. Kondisi ekonomi
Kerugian
potensial dalam sistem yang mengandung resiko dapat digolongkan ke dalam
bidang: ekonomil, sosial, politik dan psikologi, fisik, legal atau kombinasi
dari semuanya. Three Classes of
Economic Risk:
1. Pure
speculative risk (A.
H. Mowbray)
Pure risk terjadi bila kemungkinan rugi ada tetapi kemungkinan
yang menguntungkan tidak ada. Contoh: kecelakaan pada mobil
Speculative risk, timbul bila kesempatan adanya rugi maupun untung (gain) sama-sama ada. Contoh: dalam
ekspansi perusahaan.
2. static or
dynamic risk (A.
H. Willet)
static risk, selalu dihubungkan dengan kerugian yang disebabkan irregular actionkarena peristiwa alam
atau karena kesalahan dari human
being (manusia). Statistic
losses, biasanya menyebabkan kerugian pada masyarakat dalam periode
tertentu dan pengaruhnya terhadap individual selalu berupa pure risk.
Dinamic risk, biasanya dihubungkan dengan perubahan kehendak manusia.
Contoh: umpamanya ada perkembangan machinery dan
organisasi.
3. Fundamental
or particular risk (C.
A. Kulp)
Fundamental risk, adalah resiko yang dihubungkan
dengan adanya uncertainty,
ketidakcermatan, bencana alam. Particular
risk, adalah resiko yang sifatnya personal yang kadang-kadang dapat
dicegah, seperti kehilangan pekerjaan. Sedangkan fundamental risk.
Risk
managemen procces terdiri
dari lima langkah sebagai berikut:
1. Harus adanya pembinaan prosedur dan
komunikasi dalam organisasi secara baik, supaya dapat menyusun serta menemukan
kemungkinan adanya resiko yang akan terjadi.
2. Selalu melakukan identifikasi pada risk. Pengukuran kerugian ini
mencakup:
a. Penetapan probilitas pada kerubian yang
akan terjadi
b. Penetapan pengaruh terhadap aspej
fiansial
c. Kemampuan memperkirakan (predicting)
3. Pengambilan keputusan (decision maker), keputusan mana yang
diangga paling baik dan paling tepat untuk mengatasi masalah, dapat dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Avoiding
the risk
b. Reducng
the loss
c. Transfering
the risk
d. Retaining
the risk internally (risk retention)
4. Implementasi daripada metode yang
sudah dipilih
5. Evalusi terhadap keputusan yang
telah diambil.
Kemauan
dan kemampuan untuk mengambil resiko menempatkan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau megambil resiko akan sukar memulai atau
berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung resiko ialah orang yang selalu
ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik.” Wirausaha
ialah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai
kesuksesan atau kegagalan ketimbang usaha yang kurang menantang. Oleh sebab
itu, wirausaha kurang menyukai resiko yang terlalu rendah atau yang terlalu
tinggi. Wirausaha akan menyukai resiko yang paling seimbang (moderat). Dengan
demikian, keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai kewirausahaan
adalah pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistik.
Bahwa
pengambil resiko berkaitan dengan kepercayaan diri sendiri. Artinya, semakin
besar keyakinan seorang kepada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan orang
tersebut akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dan keputusan. Dan semakin
besar pula kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain
sebagai resiko. Oleh sebab itu, pengambil resiko ditemukan pada orang-orang
yang inovatif dan kreatif yang merupakan bagian terpenting dari perilaku
kewirausahaan.
Dalam
perusahaan besar, manajemen senior biasanya mengambil keputusan data dan
dokumentasi perusahaan yang terdapat dalam survei, laporan dan anjungan komite.
Informasi ini, biasanya telah dihimpun dengan cara yang baku, sesuai dengan
teknik-teknik pemecahan persoalan. Sebuah persoalan utama dapat dibagi-bagi
sehingga sebagian daripadanya dapat dipecahkan dengan segera. Biasanya karena
ada kebutuhan mendesak yang hasilnya cukup pasti. Biasanya keputusan dicapai
melalui prosedur tetap, yang dimengerti dengan baik oleh manajemen, dan mungjin
ini hasil musyawarah karena banyak orang yang bersedia memikul tanggung jawab
pribadi atas keputusan tadi.
C.
Mengambil Risiko dalam Peluang Usaha
Seorang wirausahawan adalah penentu risiko dan bukan
penanggung risiko. Ducker mengatakan bahwa ketika wirausawan menetapkan sebuah
keputusan, sudah memahami secara sadar risiko yanga bakal di hadapinya.
Selanjutnya wirausaha tersebut akan memperkecil risiko - risiko itu. Dalam hal
ini,penerapan inovasi dalam usaha merupakan usaha yang kreatif untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya risiko. Dalam berwirausaha praktiknya penuh
risiko. seperti adanya persaingan, harga turun naik, barang tidak laku
dijual,serta adanya resesi dan inflasi.
D.
Pengambilan
Resiko Karakretistik Entrepreuner
Ada tujuh ciri-ciri seorag wirausahawan menurut
Meredith ( 1996 ) adalah harus memiliki percaya diri, berorientasikan tugas dan
hasil, pengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan, berorientasi ke masa
depan, jujur dan tekun. Sementara menurut Kuratko dan Hodgetts menyebutkan ada
sembilan karakteristik dari entrepreneur, yaitu:
1. Entrepreneur
adalah pelaku
2. Entrepreneur
itu dilahirkan, bukan di buat atau diciptakan
3. Entrepreneur
selalu menjadi penemu atau pencipta sesuatu
4. Entrepreneur
adalah akademis
5. Entrepreneur
harus memenuhi the profile
6. Kebutuhan
entrepreneur adalah keberuntungan
7. Ketidak
tahuan merupakan keberuntungan bagi entepreniur
8. Entrepreneur
menginginkan keberhasilan dan pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup
tinggi
9. Entrepreneur
adalah seorang pengambil resiko
Wirausaha
sukses harus cermat dalam mengkalkulasi resiko, Kecermatan,
ketelitian, kehati-hatian merupakan suatu sifat yang harus dimiliki oleh
seorang wirausaha. Penggabungan dari ketiga sifat diatas memberi dampak yang
positif untuk kemajuan usaha dimasa datang. Seorang wirausaha harus bisa
mengkalkulasikan hal-hal yang menghambat pada kemajuan usahanya, meskipun hal
yang peling kecil sekalipun. Ia tidak boleh ceroboh dalam mengambil sikap
maupun mengambil suatu keputusan, apalagi dianggap sepeleh, karena itu semua
juga akan menghambat perkembangan bisnis dan juga harus tetap mengontrol emosi.
E.
RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN
Ketika anda terjun ke dunia usaha,
Anda juga harus siap menghadapi segala bentuk perubahan, kejadian dan hal-hal
yang penuh ketidakpastian. Inilah perbedaan yang paling mendasar antara belajar
di sekolah, yang penuh teori
dankepastian, dengan berwirausaha,yang penuh dengan hal-hal yang tidak pasti
dan berisiko
1.
Ketidakpastian (Unexpected risk)
Ketikdakpastian selalu berhubungan
dengan keadaan yang memiliki beberapa kemungkinan kejadian dan dampaknya.
Ketidakpastian (uncertainty) sering di sebut “unexpected risk” atau risiko tak
terduga dari sebuah kejadian.
Ketidakpastian yang bila terjadi
akan menimbulkan kerugian Ada beberapa penyebab kegagalan usaha :
·
Perencanaan yang kurang matang
·
Kurangnya modal
·
Bakat yang tidak cocok
·
Kurang pengalaman
·
Lemahnya pemasaran
·
Tidak mempunyai semangat
berwirausaha
·
Tidak mempunyai etos kerja yang
tinggi
Ciri-ciri risiko dari ketidakpastian
adalah:
·
Tidak bisadi duga sebelumnya.
·
Sulit di rencanakan.
·
Bersifat tiba-tiba.
·
Biasa digolongkan “force majeure”(bencana
alam).
2. Risiko ( expected risk)
Risiko merupakan informasi,
kejadian,kerugian atau pekerjaanyamg terjadi sebagai akibat dari keputusan yang
di ambil dalam kehidupan sehari-hari. Risiko dapat besifat pasti maupun tidak
pasti yang bisa di kalkulasi secara kuantitatif.Kunci untuk mengetahui seberapa
besar risiko yang akan Anda hadapivadalah seberepa nda mandapatkan
informasi.Semakin sempurna Anda mengetahui seberepa besar risikonya.
F.
KLASIFIKASI RISIKO USAHA
Secara
umum, risiko usaha dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1.
Risiko Murni
Risiko murni adalah risiko yang
menyebabkan kerugian dan tidak mungkin menimbulkan keuntungan. Risiko mutni
menjadi karena ketidaksengajaan dan tidak dapat diecgah.
2.
Risiko Spekularif
Risiko sprkulatif adalah risiko yang
diambil secara sengaja atau sadar oleh seorang wirausaha dan memiliki dua
kemungkinan hasil, yaitu keuntungan atau kerugian.
Berdasarkan jenis dampaknya, resiko
usaha bisa diklasifikasikan sebagai berikut.
·
Risiko Sistematik
Risiko sistematik adalah risiko yang
mampunyai dampak lebih komleks dibandingkan risiko murni dan risiko spualatif.
·
Risiko spesifik
Risiko spesifik adalah risiko yang
memiliki dampak khusus dan tidak dapat dihindari tetapi bisa diminimalisasi
tingkat risikonya.
G.
JENIS-JENIS RISIKO USAHA
Dalam
kondisi yang penuh ketidakpastian dan ketatnya persaingan usaha, Anda tidak
mungkin menghindari risiko. Salah satu cara yang efektif dan efesien dalam
menghadapi risiko adalah dengan negenali jenis-jenis risiko itu sendiri.
Jenis-jenis
risiko yang sering erjadi dalam dunia usaha dan berwirausaha adalah sebagai
berikut.
1.
Risiko perusahaan
Risiko perusahaan adalah risiko yang
terjadi pada usaha Anda yang akan berdampak pada kelangsungan hidup atau saham
perusahaan Anda.
2.
Risiko Keuangan
Risiko
keuangan adalah risiko yang berdampak kerugian pada aspek keuangan perusahaan.
3.
Risiko Likuiditas (ketersediaan uang
tunai)
Risiko likuiditas terjadi ketika ada
tagihan mecet dari pelanggan yang menyebabkan alam ketersediaan uang tunai
(likuiditas) perusahaan. Hal ini bisa berdampak pada kerugian tingkat suku
bunga dan kesulitan dalam membayar gaji karyawan.
4.
Risiko Permodalan
Risko
permodalan adalah risiko yang terjadi karena kerugian,penjualan,likuiditas,dan
keuangan yang membuat modal usaha Anda
mengalami penurunan yang signifikan (rugi besar). Hal ini harus segera diatasi
dengan meneliti dan mengevaluasi faktor penyebabnya.
5.
Risiko Pasar
Risiko
pasar, yaitu risiko yang terjadi akibat persaingan usaha, perubahan pola
persaingan, daya hidup pelanggan,maupun munculnya pesaing baru yang potensial di
pasarproduk Anda.
6.
Risiko operasional
Risiko operasional adalah risiko
dari penyimpangan hasil yang di prediksikan karena tidak sempurnanya penerapan
keputusan, perubahan sistem, SDM, tegnolovasi,
produktivitas, inovasi, proses dan mutu produk.
7.
Menurut sifat
·
Resiko Murni
Yaitu resiko yang terjadi pasti akan
menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa sengaja.
Misalnya :
kebakaran, bencana alam, pencurian dan sebagainya
·
Resiko Spekulatif
Yaitu resiko yang sengaja
ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak
tertentu.
Misalnya
:utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya
·
Resiko Fundamental
Yaitu resiko yang penyebabnya tidak
dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak.
Misalnya :
banjir, angin topan, dan sebagainya.
H.
KLASIFIKASI RANG DALAM MENGHADAPI
RISIKO USAHA
Berdasarkan
cara pandang dan menghadapi risiko,setiap orang wirausaha dapatdiklasifikasikan
sebagai berikut.
1.
Risk avoidar
Risk avoider adalah orang yang tidak
senang menghadapirisiko bahkan cenderung menghindari risiko.
2.
Risk Calculator
Risk calculator adalah orang yang
berani mengambil keputusan bila risiko atau dampaknya bisa dikalkulasikan
(dihitung berapa tingkat kerugiannya).
3.
Risk Taker
Risk taker adalah orang yang berani
dan mampu mengambil keputusan dengan mengukur risiko secara intuitif saja. Para
risk taker ini sering disebut speculator atau gambler.
I.
CARA MENGINDENTIFIKASI RISIKO USAHA
Seorang
wirausaha perlu mengindentifikasi risiko agar meminimalkan dampak yang terjadi.
Cara mengindentifikasi risiko adalah sebagai berikut.
1.
Metode Analisa Dari Pengalaman dan
Sejarah
Gunakan informasi dan data yang ada
untuk menganalisa risiko yang akan terjadi di kemudian hari. aontoh:
a.
Informasi keluhan pelanggan
b.
Informasi kecacatan produk
c.
Informasi track record SDM (rekam jejak karyawan)
d.
Informasi pertumbuhan penjualan.
2.
Metode Pengamatan dan Survei
Dengan melakukan pengamatan survie,
akan di peroleh informasi tentang hal yang diinginkan . Contoh:
a.
Pengamatan dan survie tingkat kebutuhan pasar.
b.
Pengamatan dan survie tentang ketidakpuasan pelanggan.
c.
Pengamatan dan survie untuk menemukan produk baru.
d.
Pengamatan dan survie gaya hidup pelanggan .
e.
Pengamatan dan survie lokasiberdirinya pabrik dan lingkungan.
3.
Metode Acuan
Metode acuan sering digunakan n
ancamandalam menemukan kelemahan, peluang, hambatan, kekuatan, dan ancaman
sehingga wirausaha tahu apakah produk,srategi, dan mutunya telah sesuai dengan
pasar. Acuan yang digunakan adalah acuan
yang bersifat trategis, yaitu pemimpin pasar atau produk unggalan.
J.
MENGATASI DAN MEMPERKECIL RISIKO
USAHA
Salah
satu faktor sukses berwirausaha adalah mengatasi dan memperkecil risiko. Cara
mengatasi dan memperkecil risiko adalah sebagai berikut.
1.
Gunakan pengetahuan Anda untuk
mengetahui dampak atau risiko yang akan terjadi.
2.
Manfaatkan pengalaman yang Anda
miliki.
3.
Berpikir kreatif dan inovatif dan yakinlah bahwa segala sesuatu pasti ada
penyelesaiannya.
4.
Asurasikan apa yang perlu diasurasikan.
5.
Bekerja dan berpikir prestatif, yang
merupakan faktor pendorong untuk mendapatkan pengetahuan baru melalui”problem
and experiential based learning”(Belajar dari masalah dan pengalaman).
6.
Keahlian menganalisa, menelaah,
menilai, dan menguraikan sebab akibat serta keyakinan diri untuk mengambil risiko.
7.
Mengubah keadaan yang bisa
menimbulkan risiko menjadi keadaan yang lebih baik dan berisiko kecik.
8.
Proaktif dan antisipatif, adalah
kunci penting dalam mengelolahrisiko
K.
UPAYA UNTUK MENGATASI RESIKOUSAHA
1.
Manajer atau wirausaha menambah
pengetahuan tentang:
-
Ketrampilan teknis, terutama yang
berkaitan dengan proses produksi yang
dihasilkan. Misalkan yang semula dengan teknologi tradisional diganti
dengan teknologi tepat guna/modern
-
Ketrampilan mengorganisasi yaitu
kemampuan meramu yang tepat dari faktor produksi dalam usaha mencakup SDM, SDA,
modal . Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak, murah dan disenangi
pembeli.
-
Ketrampilan memimpin yaitu kemampuan
untuk mencapai tujuan usaha dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang
yang ada pada organisasi. Untuk itu setiap pimpinan dituntut membuat konsep
kerja.
-
Membuat strategi usaha yang terarah
untuk masa depan, yang meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi
SDM, strategi operasional, strategi pemasaran, strategi penelitian dan
pengembangan.
-
Mengalihkan kerugian pada perusahaan
asuransi, dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi yang merupakan
pengeluaran tetap.
2.
Resiko Pasar
Resiko ini terjadi akibat produk
yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasaran.
-
Faktor penyebab :
·
Kesalahan dalam mengidentifikasi
pasar
·
Kesalahan dalam mengetahui kebutuhan
pelangan dalam pasar yang dipilih
·
Kegagalan dalam memprediksi
perubahan pasar
·
Kesalahan dalam memperhitungkan
secara makro
·
Kegagalan dalam memprediksi siklus
pasar
-
Upaya yang ditempuh:
·
Mengadakan inovasi yaitu membuat
desain baru dari produk yang
disenangi calon pembeli. Misal budidaya lele dumbo
·
Mengadakan penelitian pasar dan
memperoleh informasi pasar secara
berkesinambungan.
3.
Resiko Kredit
Resiko yang ditanggung kreditor
akibat debitor tidak membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati.
-
Faktor penyebab:
·
Sering terjadi produsen menaruh
produknya terlebih dahulu dan dibayar kemudian
·
Deditor meminjam uang untuk usaha
tetapi usahanya gagal akibatnya timbul kredit macet, Upaya yang ditempuh:
a.
Berikan kredit pada seseorang yang
minimal memenuhi syarat sebagai berikut:
o
Dapat dipercaya yaitu watak dan
reputasinya
o
Kemampuan untuk membayar, hal ini
dapat dilihat dari kemampuan/hasil
yang diperoleh dari usahanya
o
Kemampuan modal sendiri yang
ditempatkan dalam usaha sehingga merupakan net personal assets
o
Jangan memberikan pinjaman yang
terlalu besar sambil mengevaluasi kredibilitas debitor
b.
Memperlihatkan pengelolaan dana debitor
bila yang bersangkutan memiliki perusahaan.
4.
Resiko Alam
Resiko ini di luar pengetahuan/
jangkauan manusia, misal gempa bumi, banjir, angin topan, kemarau panjang.
Kemungkinan – kemungkinan bertahannya seorang wirausahawan tetap hidup dalam
menghadapi resiko terburuk antara lain :
-
Memperbaiki usaha :
Memperbaiki tampilan, mengganti
nama, mengganti personil, melengkapi alat-alat, mengganti strategi pemasaran,
memperbaiki cara produksi/cara kerja.
-
Melakukan alih usaha :
Berpindah dari usaha satu ke usaha
lainnya yang memungkinkan, misalnya dari bengkel umum ke bengkel khusus, pabrik
bata ke pabrik genting, produksi tahu ke susu kedelai, warung bakso ke warung
makan, penerbit ke percetakan, dsb.
-
Pindah alamat :
Bisa jadi suatu usaha tidak / kurang
berhasil karena faktor tempat yang kurang strategis, atau karena di dekatnya
ada usaha sejenis yang lebih besar
-
Mencari investor untuk berinvestasi
:
Mencari orang yang memiliki dana
untuk menginvestasika uangnya dengan kompensasi tertentu, misal dengan bagi
hasil
-
Meminta pihak lain untuk
mengakuisisi :
Meminta pihak lain untuk membeli
sebagian besar saham dengan konsekuensi otoritas pengendalian usaha akan
beralih kepihak lain. laku di pasaran.
L. TIPOLOGI PENGAMBILAN RESIKO PADA TINGKAT MANAJEMEN
1.
Pada tingkat bawah :
Perusahaan membutuhkan
pekerja-pekerja yang terampil dalam melaksanakan hal-hal yang rutin dan
mempunyai sedikit resiko.Mereka akan membawa kestabilan perusahaan.
2.
Pada tingkat menengah :
Manajer harus dapat lebih banyak kebebasan untuk berinovasi
dan membuat
perubahan-perubahan kecil dalam
prosedur dan fungsi. Orang-orang yang berada di sini dianggap sebagai pengambil
resiko.
3.
Pada tingkat atas :
Mereka harus mempunyai kemampuan
untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif agar berhasil dalam bisnis dan
mewujudkan ide-ide mereka menjadi kenyataan.
Manajemen. Pengertian manajemen
menurut Prof. Die Liang Lee, adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan
alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi
manajemen:
-
Perencanaan
-
Pengorganisasian
-
Penggerakan
-
Pengawasan
Contingency planning [perencanaan
peristiwa tak terduga] merupakan cara untuk mengatasi resiko tertinggal adalah membuat
rencana untuk peristiwa tak terduga rencana yang belum terjadi selain itu
dengan memikirkan kemungkinan pemecahan sebelum terjadi dengan menerapkan
pendekatan rasional secara lebih baik pada rencana tersebut maupun akibat yang
dihasilkan. Pengembangan produk sering kali dimulai dengan ‘ hanya sebuah
gagasan’ yang dapat datang dari sejumlah sumber antara lain:
-
Permintaan pasar
-
Riset pasar
-
Kemampuan teknologi baru
-
Analisis terarah dari jajaran produk
yang pernah dianalisikesenjangannya
terkait
ini dapat dikendalikan? Yaitu dengan mengambil pendekatan berfase artinya
membatasi komitmen pada waktu tertentu dan pengembangan hanya berlanjut bila
resiko yang dinilai untuk fase berikut sebanding dengan jumlah yang akan
terkena resiko. Fase tersebut dapat dipandang dari berbagai sudut yaitu:
-
Aktivitas para pengembang
-
Definisi konsep
-
Evaluasi
-
Spesifikasi
-
Desain dan pengembangan produk
-
Produksi
-
Peluncuran produk
-
Saat dipasarkan.
4. Tahap perencanaan resiko
Petunjuk mengenai tahap perencanaan
resiko:
v
Kenali sumber resiko
Mengidentifikasi sebanyak mungkin
sumber resiko Membentuk tim kerja Adakan pembahasan dengan sumbang saran
Pertimbangkan hati-hati susunan tim yang wajar agar pembahasan lebih efektif
Sumber potensial dikelola Carilah seseorang yang trampil menemukan apa-apa
v
Hindari resiko
Hal-hal yang dapat mencegah sunber
resiko secara potensial adalah: Pertimbangkan bagaimana potensi resiko dapat
dibicarakan Gunakan tenaga ahli untuk pembicaraan Carilah pengalaman baru dalam
menangani masalah Pertimbangkan bagaimana resiko dapat dipindahkan Berilah
imbalan kepada para ahli yang membantu memecahkan masalah
v
Kendalikan manajemen
Pengendalian yang baik diperlukan
dalam kasus apapun dan pimpinan
bersama staf harus memonitor
kemajuan teknik proyek setiap waktu untuk menemukan masalah sedini mungkin,
sehingga dapat mengadakan perbaikan
v
Asuransikan beberapa resiko misalnya kegagalan pemasok dan kerusakan
pada peralatan kritis. Kelayakan produk atau asuransi jaminan profesi atau
garansi pemerintah yang dapat dipakai untuk mengurangi finansialexposure akibat
ulah pelanggan yang ada di Negara lain.
v
Resiko yang tertinggal.
Kemungkinan resiko yang dulu terjadi
lagi sasarannya.
v
Perencanaan scenario
Teknik ini dilakukan dengan melihat
bahaya yang mungkin terjadi atau scenario alternative dari faktor yang
menyebabkan ketidakpastian. Setelah itu lalu merencanakan setiap scenario
dilakukan secara mendetail.
J.
EVALUASI RESIKO
Beberapa upaya agar berhasil
[efektif] dalam usaha mengurangi waktu meliputi hal-hal berikut:
Ø
Kumpulkan sedini mungkin sebuah tim inti untuk memelihara visi sasaran
yang konsisten
Ø
Pastikan jenis aktivitas yang berlainan
Ø
Tentukan informasi yang diambil dari aktivitas awal oleh tim atau bagian
lain yang memerlukan informasi untuk aktivitas berikutnya
Ø
Dukung penggunaan informasi parsial yaitu komunikasi yang efisien dan
terbuka dengan kepercayaan yang tinggi dan memungkinkan orang untuk memulai
aktifitas, sebelum tugas utama benar-benar selesai
Ø
Pastikan bahwa prosedur persetujuan fase beroperasi dengan lancar dan
cepat Perkuat tim pengembangan untuk sebanyak mungkin keputusan tidak harus
keluar dari tim Terapkan pengembangan bertahap ( incremental development ) bila
memungkinkan
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam kondisi yang penuh ketidak
pastian dan ketatnya persaingan usaha, Anda tidak mungkin menghindari risiko.
Salah satu cara yang efektif dan efesien dalam menghadapi risiko adalah dengan
negenali jenis-jenis risiko itu sendiri.
1.
Di dalam berwira usaha kita harus memperhatikan faktor-faktor yang
menyebabkan munculnya risiko usaha
2.
Seorang wirausaha perlu mengindentifikasi risiko agar meminimalkan
dampak yang terjadi nantinya misalnya metode Analisa Dari Pengalaman dan Metode
Pengamatan dan Survei
B.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan mengambil
resiko usaha di atas tersebut diatas, maka dapat di sarangkan senbagai berikut.
1.
Tentukan tujuan dan sasaran (visi dan misi) Anda ketika menghadapi suatu
permasalahan.
2.
Carilah kemungkinan adanya alternatif lain dari risiko yang akan
terjadi.
3.
Pikiran risiko lain yang bisa muncul berdasarkan tabel perbadingan sebab
akibat.
4.
Kumpulkan semua informasi yang bisa Anda peroleh sebagai bahan
pertimbangan.
5.
Tanya terlebih dahulu kepada pakar atau ahli tentang hal ini sebelum
mengambil keputusan.
6.
Putuskan dan yakinlah bahwa Anda telah menyusun rencana Anda dengan
sangat baik.
REFRENSI:
3.
thank you for nice information
BalasHapusvisit:
Jurnal Teknik