FAKTOR X
Disusun oleh:
1.
Andry Ferdinand
Dito
(47215555)
2.
Lestari Noni
Cecilia S (43215813)
3.
Shella Ryana
Ananda (46215531)
Kelas: 2DA02
Mata Kuliah : Kewirausahaan
JURUSAN AKUNTANSI KOMPUTER
PROGRAM DIPLOMA TIGA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap orang di dunia ini pasti memiliki
perbedaan.Masing-masing memiliki potensi
dan bakat yang berlainan dan mungkin bersifat unik.Terdapat beberapa orang yang dengan baik mampu
mengenali dan mengembangkan potensi atau bakat yang dimilikinya. Namun
tidak sedikit juga orang yang bahkan belum menyadari akan potensi dan
bakat yang dimilikinya.Sama hal nya dengan bakat dan potensi, faktor “X”
melekat pada diri manusia.Masing-masing manusia memiliki faktor “X” yang
berbeda dalam faktor ukuran.Terkadang ada manusiaatau orang yang memiliki
faktor “X” yang kecil, terkadang ada pula manusia atau orang yangmemiliki
faktor “X” yang cukup besar. Besar kecilnya ukuran faktor “X” ini ditentukan olehseberapa
jauh seseorang menggali dan mengembangkan faktor “X” tersebut.
Dalam Wirausaha, faktor “X” yang melekat pada diri manusia ini memiliki pengaruhterhadap
suatu usaha. Namun, tanpa
penggalian dan pencarian akan faktor “X” itu sendiri, semuasia-sia. Faktor “X”
dapat dikatakan berpengaruh pada usaha apabila seseorang yang memilikinyatelah
menemukan kunci atau pintunya.
Faktor X
merupakan faktor yang melekat pada diri semua orang, tak berwujud benda
namundapat dirasakan. Pada diri seorang entrepreneur faktor
X sangat mempengaruhi geraknyadalam menjalankan usaha. Awalnya faktor
X tidak ada atau sangat kecil sekali, namun apabilakita tekun maka faktor
tersebut akan muncul dan tumbuh karena ia hidup. Karena ia hidup, ia pun
dapat mati.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apa saja
potensi untuk menemukan “pintu”-nya atau faktor X ?
1.2.2. Apa itu “X” kecil
dan “X” besar ?
1.2.3. Mengapa diperlukan faktor X dalam
berwirausaha ?
1.2.4. Bagaimana cara mengidentifikasikan Faktor “X” ?
1.3 TUJUAN
1.3.1. Mengetahui potensi untuk menemukan “pintu”-nya atau faktor X
1.3.2.
Mengetahui perbedaan antara “X” kecil
dan “X” besar.
1.3.3. Mengetahui mengapa diperlukan faktor X dalam berwirausaha.
1.3.3. Mengetahui mengapa diperlukan faktor X dalam berwirausaha.
1.3.4. Mengetahui cara mengidentifikasikan Faktor “X”
BAB II
PEMBAHASAN
A. Potensi
untuk menemukan “pintu”-nya atau faktor (X)
Bagaimana
kita menjelaskan seorang gadis desa, anak seorang petani selepas sekolah
bekerja sebagai pelayan restoran disebuah hotel dibali dapat menjadi seorang
wirausahawan yang terhormat diluar negeri? bagi kebanyakan orang hal itu
dianggap sebuah keniscayaan. Namun kalau itu dijalani dengan tekun, maka
akhirnya menusia menemukan juga “pintu keluarnya” atau sering disebut faktor
“X” yang seakan – akan datang begitu
saja dari langit.
Malcom
Gladwell (2008) yang meneliti tentang kesuksesan manusia menemukan karya –
karya besar yang dilakukan manusia ternyata tidak ditentukan oleh tingginya
skor IO yang dimiliki manusia, latar keluarga, tanggal lahir, darah biru atau
bukan, melainkan dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berbagai labirin
kesulitan.Dia menyebut dedikasi itu sebagai suatu kecerdasan praktis.
Didunia
ini ada orang yang bodoh dan ada orang yang pintar.Namun, sesungguhnya ada juga
orang yang makin pintar dan makin bodoh ( Rhenald Kasali).
John
C. Maxwel dalam bukunya yang berjudul talent is never enough (2007) mengatakan
bahwa talenta atau bakat hanyalah sebuah kesempatan, tetapi untuk menjadi
“sesuatu”, bakat itu harus diasah agar ia mengeluarkan aura cahayanya dan
meneumukan pintunya/faktor (X).
B. Memancing Keberuntungan
Hoki
atau keberuntungan tak akan datang tiba-tiba. Seperti yang banyak dipelajari
dari praktek-praktek penerapan ilmu keberuntungan China (fengshui),
keberuntungan harus dipancing agar ia mau datang. Misalnya kasus Dewi Fransesca
Demikianlah
dalam kehidupan spiritual kita, Allah yang maha pengasih pun mendengarkan doa
manusia yang tulus, yang terus mengetuk-ngetuk pintunya dan menunjukkan
keseriusan dalam berusaha.
Dan
keberuntungan hanya datang pada orang-orang yang siap, yang sejak awal cocok
menerimanya. Itulah yang disebut ”pintu” oleh Maxwell atau kecerdasan praktis
oleh Gladwell, atau dedikasi suci.
C. Bakat ”menemukan” pintunya
Setiap
orang pasti memiliki bakat, diantaranya ada bakat memimpin orang, membuat lagu
indah, menulis puisi, memijat, meyembuhkan orang, berpidato, memasak, melucu,
menyanyi, memberi semangat, berolahraga, dan sebagainya.
Semua
orang belum tentu mengenali bakatnya masing – masing, walaupun tampak banyak
orang yang tidak menyadari atau mengakui bakatnya. Bakat – bakat itu ada yang
tersempul keluar seperti buah yang menggantung dipohon. Namun, sebagian bakat
tersimpan jauh dilubuk hati sepeti bongkahan emas yang terkubur diperut bumi,
kecuali manusia menggalinya, maka ia akan ditemukan.
Demikian
pulalah dengan faktor (X) itu.Ia melekat pada diri anda masing – masing dan
baru menjadi faktor “X” kalau ia berhasil menemukan pintunya. Celakanya,
didunia ini ada ribuan atau bahkan jutaan pintu yang pasangannya berbeda. Maka,
temukan dan ketuklah pintu – pintu itu.
Sikap
anda terhadap “pintu” itu akan tercermin pada apa yang anda dapatkan. Sikap itu
adalah sebuah pilihan, pilihannya bermacam – macam yaitu :
1. Ada yang mendiamkan saja
Dia
adalah orang yang percaya diri dengan “bakat” –nya dan membiarkan “pintu”
menemukan dirinya. Kalau dia beruntung, bisa saja dia berhasil. Namun,
faktanya, sedikit sekali orang yang berhasil menggunakan cara ini.
2. Mengirim sinyal positif
Orang
kedua ini sepertinya diam dan menunggu pintu mendatanginya, tetapi sesungguhnya
ia tidak diam. Dia mengirimkan signal agar “pintu” itu bergerak dan
menghampirinya. Dengan kata lain, di mengetuk “pitu” itu dengan bahasa
tubuhnya. Apakah itu penampilannya yang menarik, suaranya yang khas, dan
sebagainya.
3. Mencari pintu, mengetuk pintu
Orang
ketiga ini adalah orang yang kurang beruntung. Mereka sadar bahwa “pintu” itu tidak akan terbuka, kecuali
mereka mendatangi dan mengetuknya, maka mereka mendatangi sebuah pintu. Pintu
itu mungkin Cuma dibuka separuh oleh pemilik atau penghuninya. Ia tidak
welcome.Anda harus pergi mencari pintu lainnya, terus mencari dan
mengetuk.Namun, begitu berada didlam pintu itu, lagi – lagi sikap mereka berbeda
– beda :
· Ada yang sudah merasa nyaman dengan berada
diruag tunggu yang membukakan pintu itu. Dia tidak mengerti bahwa dia hanya
welcome diruang itu saja.Ruang itu terlalu kecil, tatapi ia sudah merasa betah.
· Ada yang segera menyadari bahwa ruang itu
sekedar ruang tunggu saja.Kalau pintu utama tidak dibukakan, dia segera keluar
mencari pintu lainnya yang lebih welcome dan didalamnya tersimpan pintu – pintu
lain yang boleh dia ketuk dan masuk kedalamnya.
Demikianlah,
hidup adalah sebuah pilihan.Ada demikian banyak pilihan yang
tersedia.Masalahnya, apakah kita mau mendatangi pilihan – pilihan itu,
mengetuknya, dan mengambil pilihan yang terbaik.
Dalam
berwirausaha, seorang pemuda dapat diibatkan sebagai seorang yang sedang
mencari pintu.Sukses yag dicapainya adalah sebuah keberhasilan menemukan pintu
yang sesuai dengan minat dan masa depannya.Dia melawan rasa nyaman sampai benar
– benar mendapatkan jawaban yang setimpal.
D. “X” kecil dan “X” besar
Dengan
demikian faktor (X) tidak lain adalah sesuatu yang harus kita cari dan
miliki.Ia akan menemani siapa saja yang ingin berubah, menjadi lebih baik.Orang
yang tidak ingin berubah juga memiliki faktor “X” tetapi itu hanyalah “X” kecil
yang berarti sebuah kenyamanan.Dia sudah nyaman dengan kondisi sekarang dan
tentu saja hidupnya tidak akan mengalami kemajuan.
Untuk
mengalami kemajuan, seseorang harus berani berselancar pada gelombang
ketidaknyamanan.Entrepreneur adalah orang yang merasa hidupnya kurang nyaman,
terancam, miskin kurang bermakna.Maka dari itu, dia berjuang mengejar
kenyamanan baru.Dia bergerak, berjalan, berpikir, mengetuk pintu, mengambil
resiko, mencari produk, membuat, membangun usaha, mendatangi pelanggan, dan
seterusnya.Kalau dia diam atau menikmati warisan orang tua, ia sudah bisa hidup
nyaman.Namun, ia ingin masa depannya lebih baik.Daripada hidup susah nanti,
lebih baik sulit sekarang.Dia tidak memilih hidup nyaman dengan “X” kecil
warisan, melainkan membentuk “X” besar.
E. Identifikasikan Faktor “X”
“X”
besar ada ditangan orang dewasa, yaitu orang – orang yang sudah memiliki
kepercayaan pasar.Sedangkan “X” kecil ada pada diri kita masing – masing.Bentuk
“X” pun macam – macam.Ia didapat berasal dari diri anda sendiri, orang lain,
lembaga lain, dan sebagainya.
“X”
yang berasal dari diri anda sendiri itu adalah bakat (talenta), kerja keras,
kejujuran, kecerdasan, keterampilan, penampilan fisik anda, kualitas suara, dan
pendidikan.Orang – orang yamg memiliki potensi dari dalam dirinya tidak boleh
mengeluh karena semua potensi itu adalah modal yang jauh lebih bernilai dari
sekadar modal uang, dengan ketekunan, “X” kecil itu dapat ditumbuhkan menjadi
“X” besar.
Namun,
“X” kecil itu bisa saja tak menjadi besar kalau ia tidak menemukan
pintunya.Sebaliknya, orang – orang yang tak memiliki potensi berasal dirinya
dapat menunggang “kuda” yang berasal dari orang lain atau lembaga lain.
Syarat
untuk menjadi kuda adalah “kepercayaan” dan “penerimaan” pasar.mereka adalah
orang – orang terpecaya yang sudah memiliki “X” dari pengalaman, keahlian, dan
kepercayaan yang mereka bangun
F. Tidak dapat dirampas
Karena
melekat pada diri anda sendiri, maka ia harus dipelihara.Banyak orang berusaha
merampas “X” itu dengan merampas “kuda – kuda tunggangan”yang dimiliki
seseorang.Padahal “X” itu merupakan kombinasi dari berbagai hal yang melekat
pada seseorang.
Pada
dasarnya, sebuah usaha bukanlah semata – mata bisa membuat atau menghasilkan
sesuatu lebih baik.Sebuah usaha baru berhasil bila anda berhasil mendatangkan
pelanggan.Jadi, faktor “X” itu bukan berada ditangan orang lain, melainkan pada
usaha anda sendiri.
G. Karakteristik faktor “X”, yaitu:
1. Merupakan penentu keberhasilan,
2. Merekat pada diri manusia,
3. Tidak diperoleh dalam waktu sekejap,
4. Namun, ia dapat tumbuh dan berkembang
menjadi “X” besar,
5. Dapat berasal dari diri sendiri, tetapi
juga dapat berasal dari luar diri,
6. Sekali tumbuh, ia dapat dipakai untuk
usaha lainnya.
H. Bagaimana menemukan dan menggali Faktor
X?
Cara
menemukan dan menggali faktor “X” yang dimiliki, ada bermacam-macam.Namun
menurut kelompok kami, yang terpenting dalam menemukan dan menggali faktor “X”
itu sendiri adalah rasa tidak cepat puas.Rasa tidak cepat puas disertai dengan
keingintahuan yang besar membuat kita berusaha untuk mencari yang lebih lagi.
Dengan demikian, kita dapat menemukan faktor “X” yang kita miliki. Orang dengan
keingintahuan yang besar dan sikap yang tidak cepat puas ini akan mendorong
dirinya untuk menemukan hal-hal baru dan bahkan memecahkan tantangan baru dan
semakin mengembangkan faktor “X” yang dimiliki. Terdapat beberapa tips untuk
menemukan dan menggali faktor X tersebut, yaitu :
Kenalilah
diri Anda sendiri dan mulailah menimbulkan “X”pada diri Anda.
Carilah
pintu yang mampu membuat “X” Anda tumbuh.Datangi dan ketuklah masing-masing
pintu itu.
Pintu
yang bagus adalah pintu yang di dalamnya terdapatruang besar bagi Anda untuk
berkembang dan di dalamnyaterdapat pintu-pintu lain yang dapat Anda buka.
Waspadailah
hidup yang nyaman, karena hidup yangdemikian dapat membuat hidupmu sulit.
Berselancarlah padagelombang-gelombang ketidaknyamanan dengan beranimenembus
hal-hal baru yang sulit karena Anda akanmendapatkan pembejaran-pembelajaran
baru.
Pintu
yang tepat adalah pintu yang membuat Anda merasamampu untuk tumbuh dan memberi
ruang untuk berkembang.
I. Macam- Macan Faktor X
a. Introvert adalah orang yang
berorientasi ke ‘dalam’ diri mereka
sendiri (inward thinking). Mereka tertarik pada dunia ide, pemikiran, dan
konsep sehingga orang-orang introvert
sangat menyukai suasana tenang untuk menyendiri untuk berpikir ataupun
beraktivitas. Sumber energi mental
mereka berasal dari proses ‘menyendiri’ ini sehingga bagi orang yang tidak
mengerti, orang introvert terkadang disalah artikan sebagai pribadi yang anti
sosial dan tertutup. Ketika orang introvert bersosialisasi dengan banyak orang,
maka ‘stock’ energi mental mereka
perlahan-lahan akan berkurang dan ketika itu terjadi, maka mereka akan ‘mengisi
ulang’ dirinya dengan menyendiri. Banyak
pemikir, seniman atau orang—orang hebat yang merupakan orang introvert.
Nama-nama seperti Albert Einstein, Abraham Lincoln, Steven Spielberg, sampai
businessman sekelas Bill Gates adalah contoh notable orang-orang introvert yang
sukses dalam pekerjaan mereka.
Introvert
Perspective
Feeling
Introvert (Fi)
Fi
adalah singkatan dari Feeling introvert. Jika huruf berdiri sendiri merupakan
identitas sebagai Mesin-Kecerdasan. Menurut konsep STIFIn ragam
Mesin-Kecerdasan hanya ada lima, dan F adalah salah satu diantara 5
Mesin-Kecerdasan tersebut. Identitas Mesin-Kecerdasan berubah menjadi
kepribadian ketika Mesin-Kecerdasan digandengkan dengan jenid kemudi di
belakangnya. Jenis kemudi kecerdasan hanya ada dua, yaitu i (introvert) dan e
(extrovert). Dengan demikian Fi sudah menjadi identitas kepribadian. F ditulis
dengan huruf besar karena pengaruhnya sebagai Mesin-Kecerdasan lebih besar dari
i yang ditulis dengan huruf kecil yang berperan hanya sebagai kemudi
kecerdasan.
Ciri
Kepribadian Feeling Introvert (Fi)
Kepribadian
jenis ini adalah kepribadian libido.
Hasrat dan nafsunya selalu bergelora.
Meskipun libidonya tinggi, namun di sebalik itu mereka ingin dimanja dan
diperhatikan. Kepribadiannya halus dan lembut namun begitu diusik meraka akan
menyengat seperti lebah. Kemampuan organisatorisnya hebat seperti seorang pemimpin yang
berkharisma. Namun kebiasaaan buruknya
adalah begitu sensitif dan mudah tersinggung yang membawa kepada dendam. Mereka
seorang pemberi dan penolong, namun di
balik pemberiannya mereka menaruh sikap curiga dan berhitung nilai balas budi
orang lain. Mereka jenis komunikator yang hebat dan pandai menyampaikan
rencananya mempengaruhi orang lain.
Bahkan
tergolong memiliki banyak rencana, lucunya mereka seringkali lupa dengan
rencana-rencananya karena saking banyaknya. Atau lebih disebabkan karena
ingatan jangka panjangnya lemah, ditambah komitmen terhadap rencananya
longgar. ‘Hangat-hangat tahi ayam’.
Kehebatannya adalah kemampuannya berempati sehingga mereka seolah-olah bisa
masuk lebih dalam pada diri orang lain. Sehingga mereka sangat mahir dalam
menakar orang, melihat niat baik-buruknya orang lain.
Kemampuan
menakar orang ini seringkali terganggu oleh sifatnya yang mencerna semua
informasi yang masuk tanpa olah fikiran terlebih dahulu dan mudah percaya
orang. Akibatnya sering rugi besar di saat-saat kritis yang sepatutnya
beruntung jika mereka hati-hati. Mereka dadanya lebar sebagai pertanda jenis
pengayom yang hebat walaupun mereka
paling tidak senang digurui. Obsesi mereka tinggi dan akan bisa dicapainya jika
mereka tidak malas beraksi. Malas beraksi inilah justru yang menjadi kendalanya
dalam banyak hal. Sehingga orang menyebut mereka lamban.
b. Ekstrovert adalah orang-orang yang
kepribadiannya sangat bertolak belakang dengan orang introvert karena mereka
adalah orang-orang yang berorientasi ke ‘luar’ diri mereka (outward
thinking).Ciri dari orang ekstrovert adalah outgoing, pandai bersosialisasi,
dan senang mengobrol. Jika orang
introvert mengisi energinya dengan menyendiri, maka orang ekstrovert justru
mendapatkan energi mentalnya dengan bersosialisasi dan bertemu orang banyak.
Ketika mereka sendiri, mereka akan merasa tidak tenang karena itu akan
‘menghabiskan’ energi mereka. contoh orang ekstrovert yang terkenal adalah
Soekarno, Guy Kawasaki, dan Larry King
Extrovert
Perspective
c. AMBIVERT
Ambievert
merupakan kepribadian gabungan antara introvert dan ekstrovert. Kelebihan dari
tipe ini, mereka nyaman berada di tengah keramaian dan berbagai aktivitas
sosial, tetapi juga rileks dengan kesendirian. Kekurangan dari kepribadian
ambievert adalah mereka cenderung moody, karena sifat yang berubah-ubah.
J. Hubungan Introvert dan Ekstrovert
v Pada dasarnya, orang introvert juga suka
bersosialisasi, namun mereka sudah merasa nyaman jika memiliki 1 atau 2 orang teman dekat karena bagi mereka
yang terpenting bukanlah kuantitas teman yang
mereka miliki tetapi lebih kepada kualitas atau ‘kedalaman’ hubungan
yang mereka bangun. Beda halnya dengan orang ekstrovert, mereka sangat senang
bertemu dengan orang-orang baru dan membuat teman sebanyak mungkin karena
justru hal inilah yang membuat mereka nyaman.
v Dalam dunia kerja, orang introvert lebih
cenderung bekerja secara sendiri atau dalam kelompok kecil yang tenang karena
bagi mereka cara kerja seperti itu terasa kondusif. Adapun orang ekstrovert,
mereka senang bekerja di posisi dimana mereka bisa berinteraksi dengan banyak
orang. Tempatkan mereka di lingkungan sepi dan mereka akan merasa pekerjaan itu
sangat tidak menyenangkan.
v Lalu yang manakah yang lebih bagus, menjadi
orang introvert atau ekstorvert ? sebenarnya pertanyaan ini sendiri tidak patut
ditanyakan karena esensinya akan sama apabila kita mempertanyakan yang
manakah lebih bagus antara pria atau
wanita. Keduanya berbeda tapi saling melengkapi. Sayangnya di dunia dimana
publisitas dan narsisme di agung-agungkan seringkali orang ekstrovert cenderung
mendapat apresiasi lebih dibandingkan orang introvert karena orang introvert
biasanya lebih unggul dalam bersosialiasi sehingga mudah kelihatan ‘menonjol’
di mata orang lain
v Pada dasarnya tidak ada orang yang 100%
ekstrovert ataupun 100% introvert. Kita semua merupakan campuran dari unsur
ini, hanya saja ada satu unsur yang mendominasi kepribadian kita yang memang
sudah terbentuk dari ‘sananya’. Pada
sisi lain, ada juga orang yang bertipe Ambivert, yaitu orang yang memiliki
kepribadian introvert dan ekstrovert yang seimbang atau 50-50, namun jumlah
orang seperti ini sangat sedikit.
v Pada akhirnya kita tidak perlu
mempermasalahkan apakah kita introvert atau ekstrovert, tapi yang lebih penting
adalah bagaimana mengembangkan potensi berdasarkan pengetahuan akan jenis
kepribadian kita, karena setiap kepribadian tentu memiliki kelebihan dan juga
kekurangan.contoh sederhananya, Orang introvert harus belajar lebih membuka diri terhadap pergaulan baru
dan dunia sosial. Sedangkan orang ekstrovert harus belajar menikmati
waktu-waktu sendiri mereka.
K. PERBEDAAN INTOVERT dan EXTROVERT
· Ekstrovert dan Introvert adalah dua
tipe karakter manusia. Jika ekstrovert terkesan lebih supel maka introvert
terkesan lebih menutup diri. Selama ini kita sering terjebak dogma bahwa ekstrovert
lebih baik dari pada introvert. Padahal kedua karakter ini memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Apa itu?
· Beberapa bulan lalu saya menemukan
sebuah teori yang menyebutkan bahwa ekstrovert dan introvert lebih merupakan
sumber energi bagi manusia. Pribadi ekstrovert senang berada di tengah
keramaian. Energinya terkumpul ketika berbicara dan berinteraksi dengan banyak
orang. Ketika sedang berada di keramaian seorang ekstrovert seolah-olah juga
sedang mengisi tenaganya (charging). Oleh karena itu jika seorang ekstrovert
sedang stress maka dia akan cenderung memilih untuk berinteraksi dengan banyak
temannya, entah itu pergi ke mall, nonton, atau sekedar jalan-jalan. Seorang
ekstrovert tidak nyaman dengan suasana sepi. Suasana sepi bagi seorang
ekstrovert malah akan membuatnya makin tertekan.
· Introvert sebaliknya, bagi mereka
keramaian membuat tenaga mereka cepat hilang. Oleh karena itu biasanya mereka
hanya sekali-kali berinteraksi, kemudian diam. Ketika sedang stress, introvert
lebih senang menyendiri atau hanya mau berbagi kepada satu atau dua orang yang
mereka percaya. Bagi introvert suasana sepi adalah suasana yang nyaman dimana
mereka bisa mengisi energi mereka. Selain itu, biasanya para introvert hanya
berbicara seperlunya dan hanya berbicara mengenai apa yang memang ingin mereka
bicarakan. Pada kadar yang tinggi orang introvert jika ditanya akan diam
terlebih dahulu memikirkan apa yang akan mereka ucapkan, setelah itu baru
mereka berbicara.
· Sekedar informasi tambahan Menurut
Carl Gustav Jung, orang-orang introvert adalah mereka yang terampil dalam
melakukan perjalanan ke dunia dalam, yaitu diri mereka sendiri. Mereka selalu
mencoba memahami diri mereka sendiri dengan melakukan banyak perenungan dan
berkontemplasi. Pada akhirnya mereka menjadi orang yang memahami dirinya,
berpendirian keras, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, dan mengetahui apa
yang menjadi tujuan dalam hidupnya.
L. Hubungan Ekstrovert, Introvert, and
Relationship
Dalam
hal hubungan pria dan wanita, seorang ekstrovert memiliki keuntungan
tersendiri. Berkenalan dengan lawan jenis (approach) atau meminta no HP bukan
perkara yang sulit bagi mereka. Namun dalam hal dating biasanya mereka memiliki
kesulitan. Tipe ekstrovert biasanya lebih sulit untuk membina suatu hubungan
personal yang lebih dalam dengan seseorang.
Introvert
cenderung lebih sulit melakukan approach, tetapi dalam hal dating mereka lebih
unggul karena mereka biasanya bisa membuat suatu hubungan personal yang lebih
dalam. Di sinilah keunggulan seorang introvert. Ketika berinteraksi dengan
seorang introvert arah pembicaraan akan lebih dalam, berbeda dengan ekstrovert
yang lebih general.
Mengapa
demikian?
Seorang
introvert seringkali disibukkan dengan dirinya sendiri dan kurang peka terhadap
lingkungannya. Pada akhirnya lingkungannya juga tidak dapat menerima seorang
introvert dengan baik. Mereka tahu apa yg mereka mau namun sulit untuk
mengkomunikasikannya kepada orang lain. Hal ini membuat orang introvert
seringkali dicap sebagai orang aneh. Untuk mengerti pemikiran seorang introvert
maka anda harus meluangkan waktu lebih banyak untuk berkomunikasi dengannya.
Inilah mengapa ketika kita berbicara dengan seorang introvert maka kita akan
diajak menuju pembicaraan yang lebih dalam.
Di
lain pihak mereka yg ekstrovert terampil dalam melakukan perjalanan ke dunia
luar. Mereka dengan leluasa dapat berinteraksi dengan banyak orang. Membuat
orang lain terkagum-kagum dan menyukainya. Namun semua itu dilakukan dengan
mengorbankan dirinya sendiri. Mereka sering terpaksa mengorbankan
kepribadiannya sendiri agar dapat diterima oleh orang banyak. Pembicaraan
seorang ekstovert juga biasanya general, artinya bersifat umum.
Dalam
hal relationship, seorang (I) akan cenderung lebih cocok dengan orang (E).
Sebaliknya, orang (E) akan lebih cocok dengan orang (I). Sekali lagi ini hanya
kecendrungan. Tidak selamanya seperti itu. Disamping itu masih banyak
faktor-faktor lain.
M. Bisakah
introvert berubah menjadi ekstrovert atau sebaliknya?
Jawabannya
adalah bisa karena karakter tidak bersifat permanen namun dinamis, artinya
dapat berubah sewaktu-waktu. Karakter kita dibentuk bukan oleh kita sendiri
tapi oleh beberapa faktor seperti lingkungan, mood, teman, situasi sosial dll.
Ketika sedang berada di keramaian seperti aktivitas organisasi atau reuni SMA
kita sebaiknya menjadi seorang ekstrovert dengan segala kepintaran
berinteraksinya. Ketika kita ingin mempunyai hubungan yang lebih dalam dengan
seseorang maka jadilah introvert, hal ini dapat membuat orang menjadi lebih
dekat dengan anda.
Namun
untuk melakukannya tidak dapat sekaligus membutuhkan proses dan harus
perlan-lahan. Dengan menyadari hal di atas adalah merupakan modal yang baik.
Jika merasa sebagai seorang introvert cobalah untuk melakukan interaksi dengan
banyak orang. Jika merasa sebagai ekstrovert maka cobalah untuk berinteraksi
lebih dalam, one-on-one atau eye-to-eye dengan orang lain. Coba tahan nafsu
anda untuk berbicara dan lebih banyak menjadi seorang pendengar. Pada awalnya
hal ini akan terasa berat, tetapi lama kelamaan kita akan terbiasa untuk
menyesuaikan karakter kita dengan lingkungan yang dibutuhkan. Sekali lagi ini
bukan merupakan hal yang mudah. Saya sendiri masih belajar dan pada beberapa
waktu khusus sering mengalami kesulitan melakukannya.
Kadar
introvert dan ekstrovert masing-masing orang juga berbeda-beda. Ada yang tinggi
ada yang rendah. Misalnya A dan B bisa saja sama-sama seorang introvert. Namun
si A memiliki kadar introvert 55% sedangkan si B 70%. Semakin tinggi
persentasenya maka sifat khas dari masing-masing tipe kepribadian itu akan
semakin muncul dominan. Kadar tersebut bisa berubah seiring waktu.
N. Apa Penyebab Seseorang Menjadi Introvert
dan Ekstrovert?
Menurut
penelitian yang dirilis pada jurnal Frontiers in Human Neuroscience, menemukan
bahwa cara pemrosesan informasi di otak yang berbeda pada kepribadian introvert
dan ekstrovert. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh Michael Cohen, seorang
peneliti dari University of Amsterdam yang menyebutkan adanya keterkaitan
antara fungsi dopamin dan respon terhadap hal baru. Dopamin merupakan zat kimia
di otak yang mengatur respon terhadap suatu rangsangan.
Para
peneliti melakukan pengujian terhadap kelompok ekstrovert dan introvert dengan
permainan judi. Saat memenangkan permainan, mereka memindai aktivitas otak
melalui proses scan otak. Dari proses tersebut, kelompok ekstrovert menunjukkan
respon lebih kuat di area otak amigdala dan nucleus accumbens dibandingkan
dengan kelompok introvert. Amigdala berfungsi untuk memproses rangsangan
emosional, sedangkan nucleus accumbens berhubungan dengan produksi hormone
dopamin.
Tips
praktis MENEMUKAN FAKTOR X
* Kenalilah diri anda sendiri dan mulailah
menimbulkan “X” pada diri anda.
* Carilah pintu yang membuat “X” anda
tumbuh.Datangilah dan ketuklah masing – masing pintu itu.
* Pintu yang bagus adalah pintu yang
yangdidalamnya terdapat ruang besar bagi anda untuk berkembang dan didalamnya
terdapat pintu – pintu lain yang dapat anda buka.
* Waspadailah hidup yang nyaman karena
hidup yang demikian dapat membuat hidupmu sulit.
* Pintu yang tepat adalah pintu yang
membuat anda merasa mampu untuk tumbuh dan memberi ruang untuk berkembang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Faktor x diartikan sebagai faktor penunjang
kesuksesan,tapi secara harafiah faktor x itu jarang dimiliki setiap orang (atau
seseorang belum menemukan faktor x dalam dirinya). Setiap orang pasti memiliki
faktor x dalam dirinya,namun seseorang hanya belum menemukan faktor x
itu,sehingga belum menyadari kalau dirinya memiliki talenta hebat yang siap
ditampilkan di dunia wirausaha.
2. Dalam Faktor X ada juga istilah Potensi
untuk menemukan “pintu”-nya atau faktor (X), Bakat ”menemukan” pintunya, “X”
kecil dan “X” besar, Identifikasikan Faktor “X”, Tidak dapat dirampas dan
memancing keberuntungan.
3. Selain ke enam istilah diatas faktor x juga
mempunyai karekterisitik dan macam-macam faktor x yang meliputi introvert ,
ekstrovert dan ambivert.
REFRENSI:
2.
http://masnuntheangel.blogspot.co.id/2013/06/faktor-x.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar